Ada banyak cara untuk menunjukkan kesopanan ketika berbicara. Namun, apa yang membuat seseorang dianggap beradab dalam berbahasa? Salah satu teori yang menjelaskan hal tersebut adalah Pragmatic Politeness Theory.
Apa Itu Pragmatic Politeness Theory?
Pragmatic Politeness Theory adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang menggunakan bahasa untuk menunjukkan kesopanan dan menghindari konflik. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh dua ahli linguistik, yaitu Penelope Brown dan Stephen Levinson pada tahun 1978.
Menurut teori ini, ada dua jenis tindakan bahasa, yaitu tindakan langsung dan tidak langsung. Tindakan langsung adalah ketika seseorang mengungkapkan maksudnya secara langsung, misalnya dengan mengatakan “Tolong tutup pintunya”. Sedangkan tindakan tidak langsung adalah ketika seseorang menyampaikan maksudnya secara tidak langsung, misalnya dengan mengatakan “Apakah kamu bisa tolong menutup pintunya?”
Bentuk Politeness
Menurut Pragmatic Politeness Theory, ada dua bentuk kesopanan, yaitu positive politeness dan negative politeness. Positive politeness adalah bentuk kesopanan yang menunjukkan keinginan untuk membuat lawan bicara merasa dihargai dan disukai. Contohnya adalah dengan memberikan pujian atau memberikan hadiah. Sedangkan negative politeness adalah bentuk kesopanan yang menunjukkan keinginan untuk tidak mengganggu lawan bicara. Contohnya adalah dengan meminta maaf atau bertanya terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesopanan
Menurut Pragmatic Politeness Theory, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesopanan, yaitu:
- Keintiman: Semakin dekat hubungan antara pembicara dan lawan bicara, semakin sedikit kesopanan yang diperlukan.
- Kekuasaan: Pembicara yang memiliki kekuasaan lebih akan lebih cenderung menggunakan tindakan langsung daripada tindakan tidak langsung.
- Jenis tindakan: Tindakan yang memiliki resiko sosial yang lebih besar akan cenderung menggunakan tindakan tidak langsung.
Cara Menggunakan Pragmatic Politeness Theory dalam Kehidupan Sehari-hari
Pragmatic Politeness Theory dapat digunakan untuk membantu seseorang menjadi lebih beradab dalam berbahasa. Berikut adalah beberapa contoh cara menggunakannya:
- Jangan langsung mengeluarkan permintaan atau perintah. Sebaiknya sampaikan maksud Anda dengan cara yang lebih sopan, misalnya dengan meminta izin terlebih dahulu.
- Beri perhatian pada lawan bicara Anda. Jangan terlalu fokus pada diri sendiri dan kepentingan Anda saja.
- Jangan menggunakan bahasa yang kasar atau menghina lawan bicara.
Kesimpulan
Pragmatic Politeness Theory adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang menggunakan bahasa untuk menunjukkan kesopanan dan menghindari konflik. Ada dua bentuk kesopanan, yaitu positive politeness dan negative politeness. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi kesopanan, seperti keintiman, kekuasaan, dan jenis tindakan. Dalam kehidupan sehari-hari, Pragmatic Politeness Theory dapat digunakan untuk membantu seseorang menjadi lebih beradab dalam berbahasa.